Di industri minyak dan gas (migas), satu sambungan las yang gagal bukanlah sekadar masalah teknis—ini adalah pemicu potensi bencana. Kebocoran pipa, kegagalan struktural pada bejana tekan, atau keruntuhan platform lepas pantai dapat mengakibatkan kerugian finansial masif, kerusakan lingkungan yang parah, dan yang terpenting, mengancam nyawa manusia. Akar dari risiko ini seringkali tersembunyi dari pandangan mata: cacat internal yang berbahaya seperti keretakan mikro, porositas, atau fusi yang tidak sempurna di dalam logam las.
Untuk menghadapi ancaman tak terlihat ini, industri mengandalkan Pengujian Non-Destruktif atau Non-Destructive Testing (NDT), sebuah disiplin ilmu rekayasa untuk mengevaluasi integritas material tanpa merusaknya. Di antara berbagai metode NDT, Uji Ultrasonik atau Ultrasonic Testing (UT) muncul sebagai solusi unggul yang menawarkan presisi, kecepatan, dan keamanan.
Artikel ini adalah panduan definitif bagi para manajer quality control, inspektor las, dan project engineer di industri migas. Kami akan mengupas tuntas cara menghubungkan identifikasi cacat, penguasaan teknik inspeksi ultrasonik canggih, dan kepatuhan terhadap regulasi ketat untuk memastikan integritas struktural total dan mencegah kegagalan katastropik.
- Risiko Kritis: Memahami Cacat dan Kegagalan Sambungan Las
- Solusi Inspeksi: Memilih Metode NDT Pengelasan yang Tepat
- Deep Dive: Menguasai Uji Ultrasonik pada Sambungan Las
- Aplikasi di Industri Migas: Standar dan Praktik Terbaik
- Pencegahan Proaktif: Cara Meningkatkan Keandalan Las dari Awal
- Kesimpulan: Dari Cacat Tersembunyi Menuju Kepastian Integritas
- References
Risiko Kritis: Memahami Cacat dan Kegagalan Sambungan Las
Sebelum mendalami solusi, sangat penting untuk memahami besarnya masalah. Kualitas sambungan las tidak terjadi secara kebetulan; kegagalannya pun demikian. Menurut data dari American Society of Mechanical Engineers (ASME), sekitar 41% cacat las disebabkan oleh kondisi proses yang buruk dan 32% oleh kesalahan operator. Angka-angka ini menyoroti bahwa cacat bukanlah kejadian langka, melainkan risiko yang harus dikelola secara sistematis melalui inspeksi yang ketat.
Sudut Pandang Inspektor Bersertifikat:
Seorang Certified Welding Inspector (CWI) menjelaskan, “Dari semua jenis cacat, keretakan (cracks) adalah yang paling kami waspadai. Cacat lain seperti porositas mungkin hanya mengurangi kekuatan, tetapi retakan memiliki kemampuan untuk merambat di bawah tekanan operasional atau getaran. Retakan kecil yang terlewat saat inspeksi bisa tumbuh dan menyebabkan kegagalan mendadak tanpa peringatan.”
Galeri Cacat Las: Identifikasi, Penyebab, dan Bahayanya
Memahami berbagai jenis cacat adalah langkah pertama untuk mencegahnya. Sesuai standar klasifikasi internasional seperti ISO 6520, berikut adalah beberapa cacat las yang paling umum dan kritis di industri migas:
- Keretakan (Cracks): Ini adalah cacat paling berbahaya. Retakan bisa terjadi saat logam panas mendingin (retak panas) atau setelah lasan dingin, seringkali karena adanya hidrogen (retak dingin atau hydrogen-induced cracking). Penyebabnya bisa karena pendinginan yang terlalu cepat, tegangan internal yang tinggi, atau kontaminasi material.
- Porositas (Porosity): Terbentuknya rongga-rongga gas kecil di dalam logam las, mirip seperti spons. Ini biasanya disebabkan oleh gas pelindung yang tidak memadai, kontaminasi pada permukaan material (minyak, karat, cat), atau kelembapan pada elektroda. Porositas mengurangi penampang lasan yang menahan beban, sehingga melemahkannya.
- Kurangnya Fusi (Lack of Fusion): Kegagalan logam las untuk menyatu dengan sempurna dengan logam dasar atau dengan lapisan las sebelumnya. Ini menciptakan bidang lemah yang bertindak seperti retakan internal, sangat mengurangi kekuatan sambungan.
- Undercut: Terbentuknya lekukan atau alur di logam dasar di sepanjang tepi lasan. Ini disebabkan oleh panas yang berlebihan atau teknik pengelasan yang salah. Undercut menciptakan konsentrasi tegangan, menjadi titik awal untuk retak lelah (fatigue cracking).
Konsekuensi Kegagalan: Dari Kerugian Finansial hingga Bencana
Kegagalan satu sambungan las pada infrastruktur kritis seperti pipa gas atau bejana tekan dapat memicu serangkaian dampak buruk:
- Downtime Operasional: Penghentian produksi untuk perbaikan darurat mengakibatkan kerugian pendapatan yang signifikan.
- Biaya Perbaikan yang Mahal: Memperbaiki sambungan las yang gagal di lokasi terpencil atau di bawah air (offshore) jauh lebih mahal daripada memastikan kualitasnya dari awal.
- Kerusakan Lingkungan: Kebocoran pipa minyak atau gas dapat menyebabkan polusi tanah dan air yang membutuhkan biaya pemulihan miliaran rupiah.
- Risiko Keselamatan: Ledakan atau keruntuhan struktural dapat menyebabkan cedera serius bahkan kematian, serta memicu tuntutan hukum dan kerusakan reputasi perusahaan yang tidak ternilai.
Sejarah rekayasa dipenuhi dengan contoh-contoh kegagalan struktur di mana integritas las menjadi faktor kunci. Oleh karena itu, inspeksi bukan sekadar item dalam checklist, melainkan pilar fundamental dari manajemen risiko dan keselamatan operasional.
Solusi Inspeksi: Memilih Metode NDT Pengelasan yang Tepat
Untuk mendeteksi cacat tersembunyi tanpa merusak komponen, industri mengandalkan serangkaian metode Non-Destructive Testing (NDT). American Society for Nondestructive Testing (ASNT) adalah otoritas global terkemuka yang menetapkan standar dan sertifikasi untuk para profesional NDT, memastikan bahwa inspeksi dilakukan dengan kompetensi tertinggi. Memilih metode yang tepat bergantung pada jenis material, ketebalan, dan jenis cacat yang dicari.
| Metode NDT | Paling Efektif Untuk | Keuntungan Utama | Keterbatasan |
|---|---|---|---|
| Uji Ultrasonik (UT) | Cacat internal (retak, kurang fusi) | Sangat sensitif, akurat, cepat, aman (tanpa radiasi), portabel. | Membutuhkan operator terampil, permukaan harus dapat diakses. |
| Uji Radiografi (RT) | Cacat internal (porositas, inklusi) | Memberikan rekaman visual permanen (film), baik untuk deteksi volumetrik. | Bahaya radiasi, proses lebih lambat, kurang sensitif pada retakan tipis. |
| Uji Partikel Magnetik (MT) | Cacat permukaan & dekat permukaan | Cepat, relatif murah, sangat sensitif pada retakan permukaan. | Hanya untuk material feromagnetik, membutuhkan sumber listrik. |
| Uji Penetran (PT) | Cacat yang terbuka ke permukaan | Sederhana, murah, dapat digunakan pada berbagai material. | Hanya untuk cacat permukaan, membutuhkan persiapan permukaan yang bersih. |
Untuk pemahaman akademis yang lebih mendalam tentang berbagai metode ini, Scientific Review of NDT Techniques menyediakan tinjauan komprehensif.
Uji Ultrasonik (UT): Deteksi Internal dengan Gelombang Suara
UT menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang dipancarkan ke dalam material. Ketika gelombang ini menabrak cacat, sebagian energi akan dipantulkan kembali dan dideteksi oleh alat. Metode ini sangat efektif untuk menemukan cacat planar (dua dimensi) seperti retakan, yang merupakan jenis cacat paling berbahaya.
Uji Radiografi (RT): Melihat ke Dalam Las dengan Sinar-X
RT bekerja seperti rontgen medis, menggunakan sinar-X atau sinar gamma untuk membuat gambar dari bagian dalam sambungan las pada sebuah film. Cacat seperti porositas atau inklusi slag akan tampak sebagai area yang lebih gelap pada film. Meskipun efektif, penggunaan radiasi pengion memerlukan protokol keselamatan yang sangat ketat.
Uji Partikel Magnetik (MT) & Uji Penetran (PT): Mendeteksi Cacat Permukaan
Kedua metode ini adalah andalan untuk menemukan cacat yang terbuka ke permukaan. MT digunakan pada material magnetis dengan menginduksi medan magnet dan menaburkan partikel besi; partikel akan berkumpul di lokasi kebocoran fluks magnetik yang disebabkan oleh retakan. PT, di sisi lain, menggunakan cairan berwarna atau fluorescent yang meresap ke dalam retakan. Setelah permukaan dibersihkan, pengembang akan menarik cairan keluar, membuat retakan yang tadinya tak terlihat menjadi tampak jelas.
Deep Dive: Menguasai Uji Ultrasonik pada Sambungan Las
Meskipun setiap metode NDT memiliki tempatnya, Uji Ultrasonik (UT) seringkali menjadi pilihan utama untuk aplikasi kritis seperti pengelasan migas karena kombinasi akurasi, kecepatan, dan keamanannya. Menurut American Welding Society (AWS), teknik UT canggih bahkan memberikan karakterisasi cacat yang lebih unggul, membantu inspektor membedakan antara jenis-jenis cacat yang berbeda untuk membuat keputusan perbaikan yang lebih tepat.[2]
Sebagai sumber daya fundamental, ASNT Guide to Ultrasonic Testing memberikan dasar yang kuat tentang prinsip-prinsip metode ini.
Perbandingan Langsung: Uji Ultrasonik (UT) vs. Uji Radiografi (RT)
| Fitur | Uji Ultrasonik (UT) | Uji Radiografi (RT) |
|---|---|---|
| Keamanan | Sangat aman, tidak ada radiasi pengion. | Memerlukan protokol keselamatan radiasi yang ketat, evakuasi area kerja. |
| Kecepatan | Hasil instan, dapat dianalisis di tempat. | Membutuhkan pemrosesan film, proses lebih lambat. |
| Akurasi | Sangat sensitif terhadap cacat planar (retakan). Dapat mengukur kedalaman cacat. | Kurang sensitif pada retakan yang tidak sejajar dengan arah sinar. |
| Portabilitas | Peralatan sangat portabel dan ringkas. | Peralatan lebih besar dan membutuhkan sumber daya yang lebih besar. |
| Biaya | Biaya awal peralatan bisa tinggi, namun biaya operasional lebih rendah. | Biaya operasional tinggi (film, bahan kimia, waktu henti kerja). |
Prinsip Kerja Uji Ultrasonik: Dari Pulsa hingga Gema
Proses UT dapat dianalogikan seperti sonar kapal selam. Berikut cara kerjanya secara sederhana:
- Transduser (Probe): Alat ini berisi kristal piezoelektrik yang mengubah pulsa listrik menjadi gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasonik).
- Couplant: Sebuah gel atau cairan (seperti gliserin atau oli) dioleskan pada permukaan material untuk menghilangkan celah udara, memungkinkan gelombang suara masuk ke dalam material dengan efisien.
- Transmisi & Refleksi: Gelombang suara merambat melalui material. Jika material homogen, gelombang akan terus berjalan hingga mencapai dinding belakang dan memantul kembali. Namun, jika bertemu dengan diskontinuitas (cacat), sebagian gelombang akan dipantulkan lebih awal.
- Deteksi & Tampilan: Transduser menerima gema yang kembali dan mengubahnya kembali menjadi sinyal listrik. Sinyal ini ditampilkan pada layar sebagai grafik yang disebut A-scan, yang menunjukkan amplitudo gema terhadap waktu tempuh.
Keunggulan Utama UT: Akurasi, Kecepatan, dan Keamanan
UT menawarkan serangkaian keuntungan yang membuatnya sangat cocok untuk lingkungan industri migas yang menuntut:
- Sensitivitas Tinggi: Mampu mendeteksi retakan mikro yang sangat sulit ditemukan dengan metode lain.
- Kemampuan Penetrasi: Efektif untuk memeriksa komponen berdinding sangat tebal, seperti pada bejana tekan.
- Hasil Cepat & Akurat: Memberikan informasi real-time tentang lokasi, ukuran, dan orientasi cacat.
- Keamanan Unggul: Tidak adanya radiasi pengion berarti inspeksi dapat dilakukan tanpa menghentikan aktivitas kerja di sekitarnya, meningkatkan efisiensi operasional.
Sudut Pandang Inspektor Bersertifikat:
“Dari perspektif lapangan, keuntungan terbesar UT adalah keamanan dan portabilitas. Kami dapat memeriksa lasan di area operasional yang aktif tanpa harus menutup pekerjaan di sekitarnya, yang merupakan penghematan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan RT.”
Langkah-Langkah Pemeriksaan Las dengan Ultrasonik
Melakukan inspeksi UT yang andal memerlukan proses yang sistematis dan teliti. Berikut adalah langkah-langkah kuncinya:
- Persiapan Permukaan: Permukaan las dan area sekitarnya harus bersih dari karat, cat, dan kotoran untuk memastikan kontak yang baik dengan transduser.
- Pemilihan Peralatan: Pilih transduser (probe) dengan frekuensi dan sudut yang sesuai untuk ketebalan material dan geometri sambungan las.
- Kalibrasi Peralatan: Ini adalah langkah paling kritis. Peralatan harus dikalibrasi menggunakan blok referensi standar (seperti blok IIW atau V1) untuk mengatur rentang jarak, sensitivitas, dan kecepatan suara yang akurat untuk material yang diuji.
- Aplikasi Couplant: Oleskan couplant secara merata pada area yang akan diinspeksi.
- Teknik Pemindaian (Scanning): Gerakkan transduser melintasi permukaan dengan pola yang telah ditentukan untuk memastikan cakupan 100% dari volume lasan.
- Evaluasi Indikasi: Amati layar A-scan. Setiap sinyal yang muncul di antara pulsa awal dan gema dinding belakang merupakan indikasi yang perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah itu berasal dari cacat atau dari geometri sambungan itu sendiri.
- Pelaporan: Dokumentasikan semua temuan, termasuk lokasi, ukuran, dan karakterisasi cacat sesuai dengan kriteria penerimaan dari standar yang berlaku.
Membaca Hasil: Interpretasi Data A-Scan, B-Scan, dan C-Scan
Menginterpretasikan data UT adalah keahlian yang membedakan teknisi berpengalaman.
- A-Scan: Tampilan paling dasar, menunjukkan amplitudo gema (sumbu Y) terhadap jarak atau waktu (sumbu X). Ini digunakan untuk mengevaluasi ukuran dan kedalaman cacat.
- B-Scan: Memberikan tampilan penampang samping dari komponen. Ini menunjukkan kedalaman cacat (sumbu Y) saat transduser bergerak di sepanjang garis (sumbu X), sangat berguna untuk memvisualisasikan profil cacat.
- C-Scan: Menghasilkan tampilan denah (pandangan dari atas) dari area yang diinspeksi. Ini menunjukkan lokasi dan bentuk cacat pada bidang X-Y, memberikan gambaran yang sangat jelas tentang distribusi cacat.
Teknologi Terkini: Phased Array (PAUT) dan TOFD
Teknologi UT terus berkembang. Dua kemajuan paling signifikan adalah Phased Array Ultrasonic Testing (PAUT) dan Time of Flight Diffraction (TOFD).
- PAUT: Menggunakan transduser dengan banyak elemen kecil yang dapat diaktifkan secara individual. Ini memungkinkan gelombang suara untuk “dikemudikan” secara elektronik pada berbagai sudut dan difokuskan pada kedalaman yang berbeda dari satu posisi. Hasilnya adalah inspeksi yang jauh lebih cepat, komprehensif, dan data visual yang lebih mudah diinterpretasikan (mirip B-scan atau C-scan).
- TOFD: Metode yang sangat akurat untuk mengukur ukuran cacat (terutama tinggi). Ia menggunakan dua transduser (pemancar dan penerima) dan mengukur waktu tempuh gelombang yang terdifraksi dari ujung atas dan bawah sebuah cacat.
Seperti yang dicatat oleh AWS, teknik canggih ini sangat krusial karena memberikan kejelasan tambahan yang dibutuhkan untuk mengkarakterisasi cacat secara akurat, menghindari perbaikan yang tidak perlu, atau memastikan cacat kritis tidak terlewatkan.[2]
Aplikasi di Industri Migas: Standar dan Praktik Terbaik
Di sektor migas, inspeksi NDT bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Standar dan kode yang ketat diberlakukan untuk memastikan keselamatan publik dan integritas aset. The American Society for Nondestructive Testing (ASNT) menegaskan bahwa aktivitas NDT seperti UT diwajibkan oleh kode ASME Boiler and Pressure Vessel (BPVC Section VIII) dan kode American Petroleum Institute (API) untuk inspeksi bejana tekan (API 510) dan perpipaan (API 570). Karena kode-kode ini sering diadopsi di tingkat negara dan diperlakukan setara dengan hukum, perusahaan di sektor migas harus memastikan teknisi UT mereka memiliki kualifikasi khusus untuk melakukan inspeksi ini.[1]
Di Indonesia, kepatuhan ini juga diatur oleh pemerintah, misalnya melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2021 tentang Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi.
Kepatuhan Regulasi: Menavigasi Standar API, ASME, dan ESDM
Bagi para profesional di lapangan, memahami dan menerapkan standar yang relevan adalah kunci:
- API 1104: Standar ini secara spesifik mengatur pengelasan pipa dan fasilitas terkait. Ini mencakup prosedur kualifikasi, pengelasan, dan kriteria penerimaan NDT untuk sambungan las pipa.
- ASME B31.3: Kode ini mengatur perpipaan proses (process piping) yang umum ditemukan di kilang minyak, pabrik petrokimia, dan fasilitas terkait.
- Harmonisasi Global: Selain standar Amerika, ada juga kerangka kerja terpadu global. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) memainkan peran sentral melalui standar seperti ISO 17638 untuk Pengujian Non-Destruktif pada Lasan, yang mendorong praktik terbaik secara universal.[3]
Tantangan Spesifik: Pengelasan Onshore vs. Offshore
Meskipun prinsip dasarnya sama, lingkungan kerja memberikan tantangan yang unik:
- Offshore (Lepas Pantai): Struktur di lingkungan laut menghadapi korosi yang agresif dari air garam dan kelembapan. Inspeksi harus sangat teliti dalam mendeteksi cacat yang dapat dipercepat oleh korosi. Logistik untuk membawa peralatan dan personel ke platform juga lebih kompleks dan mahal.
- Onshore (Darat): Tantangan di darat seringkali terkait dengan skala dan lokasi. Proyek pipa lintas negara mungkin melintasi medan yang sulit dijangkau. Perubahan suhu yang ekstrem juga dapat memengaruhi material dan proses pengelasan.
Pencegahan Proaktif: Cara Meningkatkan Keandalan Las dari Awal
Meskipun deteksi cacat sangat penting, pendekatan terbaik adalah mencegahnya terbentuk sejak awal. Keandalan las dibangun di atas tiga pilar: prosedur yang terdokumentasi, kualifikasi personel, dan kontrol kualitas material. American Welding Society (AWS) menyediakan standar industri yang menjadi acuan untuk prosedur dan kualifikasi ini.
Pentingnya Welding Procedure Specification (WPS)
WPS adalah “resep” formal untuk membuat sambungan las yang berkualitas dan dapat diulang. Dokumen ini merinci semua variabel penting yang harus dikontrol, termasuk:
- Jenis material dasar dan material pengisi (elektroda/kawat las).
- Posisi pengelasan.
- Parameter listrik (voltase, ampere).
- Suhu pemanasan awal (preheat) dan perlakuan panas pasca-las (PWHT).
- Jenis gas pelindung dan laju alirnya.
Bekerja tanpa WPS atau menyimpang darinya adalah penyebab utama dari cacat las dan inkonsistensi kualitas.
Kualifikasi dan Sertifikasi Juru Las (Welder)
Mesin las tidak membuat lasan; manusialah yang melakukannya. Keterampilan, pengetahuan, dan konsistensi seorang juru las adalah faktor penentu kualitas akhir. Oleh karena itu, semua juru las yang bekerja pada aplikasi kritis harus menjalani pengujian kualifikasi untuk membuktikan kemampuan mereka dalam menghasilkan lasan yang memenuhi standar WPS. Di Indonesia, sertifikasi kompetensi ini seringkali dikeluarkan oleh lembaga seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Kesimpulan: Dari Cacat Tersembunyi Menuju Kepastian Integritas
Dalam dunia migas yang berisiko tinggi, keandalan sambungan las adalah fondasi dari operasi yang aman dan efisien. Cacat tersembunyi bukanlah masalah kecil; mereka adalah bom waktu yang dapat menyebabkan kegagalan katastropik. Rangkaian metode NDT menyediakan perangkat vital untuk “melihat” ke dalam material dan menjinakkan risiko ini.
Secara khusus, Uji Ultrasonik (UT) dan teknologi canggihnya seperti PAUT telah menjadi standar emas untuk inspeksi kritis. Dengan kemampuannya untuk mendeteksi cacat paling berbahaya secara akurat, cepat, dan aman, UT memberdayakan para engineer dan manajer untuk membuat keputusan berbasis data. Namun, teknologi hanyalah sebagian dari solusi. Penguasaan teknik inspeksi ini, yang dikombinasikan dengan kepatuhan ketat terhadap standar industri seperti API dan ASME serta pencegahan proaktif melalui WPS dan kualifikasi juru las, adalah kunci sesungguhnya untuk mengubah ketidakpastian menjadi kepastian integritas struktural.
Bagi perusahaan yang beroperasi di industri minyak dan gas, berinvestasi pada peralatan dan kompetensi inspeksi NDT bukan lagi sekadar biaya operasional, melainkan investasi fundamental dalam keselamatan, keandalan, dan keberlanjutan bisnis.
Sebagai supplier dan distributor alat ukur dan uji terkemuka, CV. Java Multi Mandiri memiliki spesialisasi dalam melayani klien bisnis dan aplikasi industri. Kami memahami bahwa memiliki peralatan yang tepat adalah langkah pertama untuk mengoptimalkan operasi dan memastikan kepatuhan standar. Kami siap menjadi mitra Anda dalam memenuhi kebutuhan peralatan pengujian non-destruktif, termasuk perangkat Uji Ultrasonik canggih. Untuk diskusikan kebutuhan perusahaan Anda, tim ahli kami siap membantu Anda memilih solusi instrumen yang paling efektif dan andal.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan konsultasi dengan insinyur atau inspektor NDT bersertifikat. Selalu patuhi standar industri dan peraturan keselamatan yang berlaku.
Rekomendasi Ultrasonic Testing
-

Ultrasonic Thickness Gauge NOVOTEST UT-2A (A-Scan)
Lihat produk★★★★★ -

Alat Ukur Ketebalan Ultrasonik NOVOTEST UT1M-IP
Lihat produk★★★★★ -

Blok Kalibrasi Pengukur Ketebalan NOVOTEST
Lihat produk★★★★★ -

Calibration Blocks NOVOTEST V2
Lihat produk★★★★★ -

Blok Kalibrasi NOVOTEST
Lihat produk★★★★★ -

Alat Pendeteksi Kecacatan Ultrasonik NOVOTEST UD2301
Lihat produk★★★★★ -

Alat Pengukur Ketebalan Ultrasonik NOVOTEST UT-1M
Lihat produk★★★★★ -

Ultrasonic Flaw Detector NOVOTEST UD2303
Lihat produk★★★★★
References
- The American Society for Nondestructive Testing (ASNT). (N.D.). Ultrasonic Testing (UT): A Versatile Method for NDT Inspections. ASNT. Retrieved from https://www.asnt.org/what-is-nondestructive-testing/methods/ultrasonic-testing
- Haworth, D. (N.D.). Enhancing Weld Inspections with Advanced Ultrasonic Techniques: FMC, TFM, and TFMi. American Welding Society (AWS). Retrieved from https://www.aws.org/magazines-and-media/inspection-trends/it-nov-24-feature-01-haworth/
- OnestopNDT. (N.D.). Commonly Accepted Standards & Codes of Ultrasonic Testing. OnestopNDT. Retrieved from https://www.onestopndt.com/ndt-articles/ultrasonic-testing-standards-and-codes



