Uji Kekerasan Plastik: Panduan Lengkap Kontrol Kualitas dari Getas hingga Kuat

Apakah Anda pernah menghadapi produk plastik yang retak saat perakitan, pecah saat digunakan, atau menunjukkan kualitas yang tidak konsisten dari satu batch ke batch berikutnya? Kegagalan produk yang tidak terduga ini sering kali menjadi sumber frustrasi dan kerugian besar dalam industri manufaktur. Akar masalahnya sering kali terletak pada satu hal yang terabaikan: inkonsistensi kualitas material. Di sinilah uji kekerasan plastik berperan bukan sebagai sekadar prosedur teknis, melainkan sebagai metrik vital dan terukur untuk kontrol kualitas.

Artikel ini bukan sekadar daftar teori atau standar yang membingungkan. Ini adalah kerangka kerja (framework) yang dapat Anda tindak lanjuti untuk mendiagnosis akar masalah seperti plastik getas dan rapuh, memilih metode pengujian yang paling tepat untuk material Anda, dan yang terpenting, menerapkan sistem kontrol kualitas yang solid untuk memastikan produksi massal plastik yang konsisten dan andal.

  1. Mengapa Uji Kekerasan Adalah Indikator Kualitas Kritis dalam Industri Plastik?
    1. Mendiagnosis Masalah Umum: Dari Plastik Getas hingga Inkonsistensi Batch
  2. Demistifikasi Standar Kekerasan Plastik: ASTM vs. ISO
  3. Metode Pengujian Utama: Memilih Tes yang Tepat untuk Material Anda
    1. Fokus Mendalam: Uji Kekerasan Shore (Durometer)
  4. Panduan Praktis: Cara Mengukur Kualitas Plastik dengan Uji Kekerasan (Langkah-demi-Langkah)
  5. Membangun Sistem: Kerangka Kerja Kontrol Kualitas untuk Produksi Massal Plastik
    1. Memilih Alat yang Tepat: Panduan Pembeli untuk Hardness Tester
  6. Kesimpulan: Dari Reaktif Menjadi Proaktif
  7. Referensi dan Sumber

Mengapa Uji Kekerasan Adalah Indikator Kualitas Kritis dalam Industri Plastik?

Dalam dunia manufaktur plastik, kekerasan adalah lebih dari sekadar angka; ini adalah cerminan langsung dari integritas struktural dan kinerja produk. Kekerasan, atau kemampuan suatu material untuk menahan lekukan atau goresan pada permukaannya, memiliki korelasi langsung dengan sifat-sifat penting lainnya. Memahami hubungan ini adalah kunci untuk mencegah kegagalan produk plastik dan menjaga reputasi merek.

Produk dengan kekerasan yang tidak sesuai standar—baik terlalu lunak maupun terlalu keras—akan gagal dalam aplikasi dunia nyata. Plastik yang terlalu lunak dapat mengalami deformasi di bawah tekanan, mudah aus, dan tidak dapat mempertahankan bentuknya. Sebaliknya, plastik yang terlalu keras sering kali menjadi getas dan rentan retak atau pecah saat terkena benturan. Mengontrol kekerasan berarti mengontrol hasil akhir produk.

Pentingnya kekerasan juga meluas ke proses manufaktur itu sendiri. Sumber industri seperti yang berfokus pada pembuatan cetakan (mold) menekankan bahwa kekerasan permukaan cetakan secara langsung memengaruhi kualitas, presisi, dan masa pakai produk akhir yang dicetaknya [6]. Selain itu, kekerasan sering kali terkait erat dengan sifat material lain yang sangat dicari, seperti ketahanan aus (wear resistance) dan ketahanan gores (scratch resistance), yang sangat penting untuk produk konsumen dan komponen otomotif.

Mendiagnosis Masalah Umum: Dari Plastik Getas hingga Inkonsistensi Batch

Dua masalah paling umum yang dihadapi oleh insinyur dan manajer kualitas adalah produk yang menjadi getas dan rapuh serta inkonsistensi kualitas antar batch produksi. Keduanya sering kali berakar pada faktor material dan proses yang dapat diidentifikasi dan dikendalikan.

Penyebab utama plastik menjadi getas adalah ketika material berada di bawah “suhu transisi gelas” atau glass transition temperature (Tg). Di bawah suhu ini, polimer kehilangan fleksibilitasnya dan berperilaku seperti kaca—keras namun rapuh [1]. Selain faktor suhu lingkungan, sumber dari manufaktur plastik menunjukkan bahwa parameter proses yang tidak tepat, seperti tekanan injeksi yang terlalu tinggi atau suhu cetakan yang terlalu rendah, dapat menimbulkan tegangan internal yang menyebabkan keretakan getas pada produk jadi [2].

Lebih jauh lagi, kerapuhan tidak hanya terjadi selama produksi. Paparan jangka panjang terhadap radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari atau bahan kimia tertentu di lingkungan penggunaan dapat memutus rantai polimer, menyebabkan material terdegradasi dan menjadi rapuh seiring waktu. Memahami penyebab-penyebab ini adalah langkah pertama untuk mengatasi inkonsistensi kualitas produksi plastik secara efektif.

Demistifikasi Standar Kekerasan Plastik: ASTM vs. ISO

Kebingungan antara berbagai standar pengujian adalah penghalang umum untuk implementasi QC yang efektif. Pada dasarnya, ada dua badan standar utama yang diakui secara global: ASTM International di Amerika Utara dan International Organization for Standardization (ISO) yang digunakan secara luas di seluruh dunia [3, 4]. Meskipun sering kali serupa, mengetahui standar mana yang harus diikuti sangat penting untuk konsistensi dan kepatuhan.

Untuk memberikan kejelasan, berikut adalah perbandingan standar utama untuk kekerasan plastik:

StandarMetode PengujianDeskripsi SingkatPenggunaan Umum
ASTM D2240Shore DurometerStandar paling umum untuk mengukur kekerasan lekukan pada plastik lunak, elastomer, dan karet menggunakan skala Shore A atau Shore D.Kontrol kualitas cepat di lantai produksi, material fleksibel.
ISO 868Shore DurometerSetara dengan ASTM D2240, digunakan secara internasional untuk pengujian durometer. Sering kali dapat dipertukarkan.Aplikasi internasional yang membutuhkan kepatuhan ISO.
ASTM D785Rockwell HardnessMengukur kekerasan lekukan pada plastik yang lebih keras dan kaku dengan menekan bola baja atau indentor berlian.Plastik rekayasa keras seperti polikarbonat, nilon.
ISO 2039-1 / -2Ball IndentationMetode yang sangat presisi untuk mengukur kekerasan lekukan pada termoplastik di bawah beban yang ditentukan.Aplikasi laboratorium dan penelitian yang membutuhkan akurasi tinggi.

Penting untuk dicatat bahwa standar terus berkembang. Sebagai contoh, standar yang lebih baru seperti ISO 48-4 kini telah menggantikan standar yang lebih tua seperti ISO 7619-1 untuk pengujian Shore. Produsen peralatan pengujian terkemuka seperti ZwickRoell merancang instrumen mereka untuk mematuhi standar ASTM dan ISO ini, memastikan bahwa hasil pengujian dapat diandalkan dan dapat direproduksi di mana pun [5].

Metode Pengujian Utama: Memilih Tes yang Tepat untuk Material Anda

Setelah memahami standar, langkah selanjutnya adalah memilih metode pengujian yang tepat. Keputusan ini hampir seluruhnya bergantung pada jenis dan kekerasan material plastik Anda. Untuk membantu proses ini, Anda dapat mengikuti alur logika sederhana:

  1. Apakah material Anda lunak atau fleksibel? (misalnya, karet, silikon, TPE). Jika ya, Uji Shore A adalah pilihan yang tepat.
  2. Apakah material Anda keras atau kaku? (misalnya, polipropilena, ABS, nilon, akrilik). Jika ya, Uji Shore D adalah titik awal yang baik.
  3. Apakah material Anda sangat keras dan membutuhkan presisi laboratorium? Pertimbangkan Uji Rockwell (ASTM D785) atau Uji Ball Indentation (ISO 2039).

Secara visual, alat untuk pengujian ini berbeda secara signifikan. Shore Durometer adalah perangkat genggam atau terpasang di bangku dengan indentor yang menonjol, ideal untuk pengujian cepat. Sebaliknya, penguji Rockwell atau Ball Indentation adalah mesin bangku yang lebih besar dan lebih kompleks yang menerapkan beban secara presisi, lebih cocok untuk lingkungan laboratorium.

Fokus Mendalam: Uji Kekerasan Shore (Durometer)

Metode Shore Durometer adalah yang paling umum digunakan dalam industri plastik karena kecepatan, kesederhanaan, dan portabilitasnya. Metode ini diatur oleh standar ASTM D2240 dan ISO 868. Kunci untuk menggunakan metode ini dengan benar adalah memilih skala yang tepat: Shore A atau Shore D.

PerbandinganSkala Shore ASkala Shore D
Jenis MaterialElastomer lunak, karet, silikon, vinil fleksibelPlastik kaku, elastomer keras, ebonit, nilon
Contoh ProdukSol sepatu, o-ring, selang karetHelm pengaman, dasbor mobil, roda skateboard

Aturan praktisnya sederhana: jika material Anda dapat ditekuk atau dilenturkan dengan mudah, mulailah dengan Shore A. Jika kaku dan keras saat disentuh, gunakan Shore D.

Panduan Praktis: Cara Mengukur Kualitas Plastik dengan Uji Kekerasan (Langkah-demi-Langkah)

Melakukan uji kekerasan Shore dengan benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diulang. Berikut adalah prosedur langkah-demi-langkah yang dapat Anda ikuti, yang menggabungkan praktik terbaik dan menghindari kesalahan umum.

  1. Persiapan Sampel: Ini adalah langkah yang paling sering diabaikan namun paling krusial. Pastikan sampel Anda memiliki permukaan yang rata dan halus. Menurut standar ASTM D2240, sampel harus memiliki ketebalan minimal 6 mm (¼ inci). Jika lebih tipis, beberapa lapisan dapat ditumpuk, tetapi pastikan tidak ada udara yang terperangkap di antaranya.
  2. Kalibrasi Alat: Sebelum setiap sesi pengujian, verifikasi kalibrasi durometer Anda menggunakan blok uji standar yang disertakan dengan alat. Pastikan alat membaca nilai yang benar pada blok referensi.
  3. Aplikasi Tekanan: Letakkan sampel di atas permukaan yang keras dan datar. Pegang durometer secara vertikal dan tekan alasnya dengan kuat ke sampel, pastikan indentor tegak lurus dengan permukaan. Terapkan tekanan yang cukup untuk memastikan kontak penuh antara alas durometer dan sampel.
  4. Pembacaan Hasil: Baca nilai pada dial atau layar digital segera setelah alas durometer bersentuhan penuh dengan sampel (dalam waktu satu detik). Mencatat pembacaan instan ini sangat penting untuk konsistensi.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari:

  • Permukaan Tidak Rata: Menguji pada permukaan melengkung atau kasar akan memberikan hasil yang tidak akurat.
  • Membaca Terlalu Lambat: Nilai kekerasan dapat menurun seiring waktu (creep), jadi pembacaan instan sangat penting.
  • Pengujian Terlalu Dekat dengan Tepi: Lakukan pengujian setidaknya 12 mm (½ inci) dari tepi sampel mana pun.
  • Sampel Terlalu Tipis: Menggunakan sampel yang terlalu tipis akan membuat Anda mengukur kekerasan permukaan di bawahnya.

Untuk memastikan teknik yang benar, sangat disarankan untuk menonton video demonstrasi singkat tentang penggunaan durometer yang benar.

Membangun Sistem: Kerangka Kerja Kontrol Kualitas untuk Produksi Massal Plastik

Uji kekerasan bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri; ini adalah komponen inti dari sistem kontrol kualitas (QC) yang komprehensif. Untuk benar-benar menghilangkan inkonsistensi kualitas produksi plastik, terapkan kerangka kerja QC 3 tahap berikut:

  1. Tahap 1: Inspeksi Material Masuk (Incoming Material Inspection): Jangan pernah berasumsi bahan baku dari pemasok Anda konsisten. Lakukan uji kekerasan pada sampel dari setiap batch resin atau pelet plastik yang masuk. Tolak material yang tidak memenuhi spesifikasi kekerasan Anda sebelum masuk ke jalur produksi.
  2. Tahap 2: Pemantauan Dalam Proses (In-Process Monitoring): Lakukan uji kekerasan secara berkala pada produk langsung dari lini produksi (misalnya, setiap jam atau setiap batch). Ini membantu mendeteksi penyimpangan yang disebabkan oleh perubahan parameter mesin (suhu, tekanan) secara real-time.
  3. Tahap 3: Pengujian Produk Akhir (Final Product Testing): Lakukan pengujian akhir pada produk jadi sebagai verifikasi terakhir sebelum pengiriman. Data ini berfungsi sebagai catatan kualitas akhir dan sertifikat kesesuaian untuk pelanggan Anda.

Ketika inkonsistensi terdeteksi, gunakan pendekatan terstruktur seperti Diagram Tulang Ikan (Ishikawa) untuk menganalisis akar penyebabnya. Buat cabang untuk Manusia (pelatihan operator), Mesin (kalibrasi, perawatan), Metode (SOP pengujian), dan Material (kualitas bahan baku) untuk mengidentifikasi di mana letak masalahnya. Studi kasus akademis pada produksi plastik telah menunjukkan bahwa pendekatan terstruktur seperti ini dapat secara signifikan mengurangi tingkat cacat, yang dalam satu contoh tercatat sebesar 4,8% dengan nilai DPMO (Defects Per Million Opportunities) sebesar 15.164 [7].

Jika suatu produk ditemukan tidak sesuai, prosedur tindakan korektif harus segera diaktifkan. Ini melibatkan karantina batch yang terpengaruh, melakukan analisis akar penyebab, menerapkan perbaikan proses, dan memverifikasi bahwa perbaikan tersebut efektif sebelum melanjutkan produksi normal.

Memilih Alat yang Tepat: Panduan Pembeli untuk Hardness Tester

Memilih alat ukur kekerasan plastik yang tepat bergantung pada kebutuhan dan anggaran Anda. Berikut adalah panduan singkat untuk membantu Anda memutuskan:

FiturJenis AlatKelebihanKekuranganPerkiraan Harga
TampilanAnalogAndal, tidak memerlukan baterai, lebih murah.Memerlukan interpretasi visual, tidak ada pencatatan data.Rendah – Menengah
DigitalPembacaan yang jelas dan akurat, sering kali dengan fitur pencatatan data.Memerlukan baterai, lebih mahal.Menengah – Tinggi
PenggunaanPortabel (Genggam)Fleksibel, bagus untuk pengujian cepat di lantai produksi.Akurasi dapat dipengaruhi oleh operator.Rendah – Menengah
Bench-top (Meja)Sangat akurat dan dapat diulang, ideal untuk laboratorium QC.Tidak portabel, lebih mahal.Tinggi

Peralatan ini dapat ditemukan melalui pemasok alat uji industri seperti CV. Java Multi Mandiri, yang menyediakan berbagai model hardness tester untuk kebutuhan profesional, mulai dari tipe analog hingga digital yang lebih sederhana.

Terlepas dari alat yang Anda pilih, kalibrasi dan perawatan sangat penting. Kalibrasi harus diverifikasi secara teratur menggunakan blok referensi dan alat harus dikirim untuk kalibrasi profesional tahunan sesuai dengan rekomendasi pabrikan untuk memastikan akurasi yang berkelanjutan.

Kesimpulan: Dari Reaktif Menjadi Proaktif

Kegagalan produk akibat plastik getas dan rapuh atau kualitas yang tidak konsisten bukanlah biaya yang harus ditanggung dalam bisnis. Dengan memahami peran penting uji kekerasan, memilih standar dan metode yang tepat, serta menerapkan kerangka kerja kontrol kualitas yang sistematis, Anda dapat mengubah pendekatan Anda dari pemadaman kebakaran (bereaksi terhadap kegagalan) menjadi jaminan kualitas yang proaktif.

Menguasai uji kekerasan memberdayakan Anda untuk mengendalikan integritas material di setiap tahap produksi. Ini adalah langkah fundamental untuk membangun produk yang andal, mengurangi limbah, dan melindungi reputasi yang telah Anda bangun dengan susah payah.

Mulai terapkan kontrol kualitas yang lebih baik hari ini. Pastikan pengukuran yang akurat dan konsisten di setiap batch untuk mengubah material Anda dari getas menjadi benar-benar kuat.

Untuk memastikan kualitas dan ketahanan plastik dalam setiap batch produksi, gunakan alat uji kekerasan yang akurat dan terpercaya. CV. Java Multi Mandiri menyediakan berbagai pilihan hardness tester untuk material plastik—dari skala Shore hingga alat pengujian presisi tinggi—yang mendukung proses kontrol kualitas Anda secara menyeluruh. Konsultasikan kebutuhan pengujian material Anda dengan tim kami hari ini.

Rekomendasi Alat Uji Hardness Tester


Disclaimer: Informasi yang diberikan dalam artikel ini bersifat edukatif dan bertujuan sebagai panduan umum. Selalu rujuk pada dokumentasi standar resmi (ASTM, ISO) dan manual produsen peralatan untuk aplikasi spesifik dan kepatuhan.


Referensi dan Sumber

  1. The Ferdians. (2015, Oktober 6). Plastik yang Ternyata Bisa Rapuh Juga. arief-techexplorer.com (sebelumnya theferdians.wordpress.com). Diakses dari https://theferdians.wordpress.com/2015/10/06/plastik-yang-ternyata-bisa-rapuh-juga/
  2. DY Plastics. (N.D.). What Is The Cause Of Brittle Fracture Of Plastic Parts?. id.dy-plastics-sp.com. Diakses dari https://id.dy-plastics-sp.com/news/what-is-the-cause-of-brittle-fracture-of-plast-64864882.html
  3. ASTM International. (N.D.). Homepage. Diakses dari www.astm.org.
  4. International Organization for Standardization (ISO). (N.D.). Homepage. Diakses dari www.iso.org.
  5. ZwickRoell. (N.D.). Pengujian Kekerasan pada Plastik. zwickroell.com. Diakses dari https://www.zwickroell.com/id/industri/plastik/bahan-cetakan-termoplastik-dan-termosetting/pengujian-kekerasan/
  6. BMC Mould. (N.D.). The Importance Of Hardness Testing In Mold Production. id.bmcmould.com. Diakses dari http://id.bmcmould.com/info/the-importance-of-hardness-testing-in-mold-pro-57267586.html
  7. Sari, D. P., & Astuti, M. (2022). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Plastik Bubble Wrap Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PT. XYZ. Jurnal Teknologi dan Industri, 18(1). Diakses dari journal.universitaspahlawan.ac.id.
  8. Tokopedia. (N.D.). Pencarian: “durometer shore a”. Diakses dari https://www.tokopedia.com/find/durometer-shore-a

Konsultasi Produk NOVOTEST Indonesia