Pengukuran Vibrasi Alat Berat

Halo, sobat Novotest Indonesia! Kita perlu loh melakukan pengukuran vibrasi alat berat pertambangan. Tujuannya pada saat kegiatan pertambangan dan konstruksi untuk membantu proses penggalian, pengangkutan, dan pemrosesan material. Namun, penggunaan alat berat yang berlebihan atau kurang terawat dapat menyebabkan vibrasi berlebih dan merugikan kesehatan dan keselamatan pekerja. Selain itu, kerusakan pada mesin dan struktur bangunan. Oleh karena itu, hal ini penting untuk mengetahui tingkat vibrasi dan perlu mengambil tindakan pencegahan.

Pengukuran Vibrasi Alat Berat
Pengukuran Vibrasi Alat Berat

Apa itu Vibrasi?

Vibrasi adalah gerakan bolak-balik atau getaran yang terjadi pada suatu objek atau benda. Hasil vibrasinya bersumber dari berbagai faktor, seperti getaran dari mesin atau alat berat, atau faktor alam seperti gempa bumi. Pada alat berat pertambangan, vibrasi dapat muncul oleh mesin diesel atau listrik, pergerakan roda, dan penggalian atau pemrosesan material.

Dampak Pengukuran Vibrasi Alat Berat Terhadap Keselamatan Pekerja

Vibrasi yang berlebihan pada alat berat pertambangan dapat berdampak negatif pada kesehatan dan keselamatan pekerja. Vibrasi dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Contohnya seperti kerusakan pada saraf dan otot, masalah pada tulang dan sendi, serta masalah pada sistem pernapasan. Selain itu, vibrasi yang terlalu kuat dapat membuat pekerja merasa tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi, sehingga  menyebabkan kecelakaan dan cedera.

Pengukuran Vibrasi Terhadap Alat Berat Pertambangan

Pengukuran vibrasi dapat menggunakan peralatan accelerometer atau vibrometer. Accelerometer adalah sensor elektronik yang mengukur percepatan pada suatu benda. Dalam pengukurannya, accelerometer ada pada alat berat pertambangan untuk mengukur tingkat hasil  percepatan oleh mesin atau gerakan alat. Pengukuran vibrasi terhadap alat berat pertambangan yaitu dapat dengan cara mengukur titik tetap dan titik bebas.

  1. Pengukuran pada titik tetap: memasang accelerometer pada suatu titik yang tetap pada alat berat, seperti pada mesin atau rangka alat.
  2. Pengukuran pada titik bebas: memasang accelerometer pada suatu titik pada alat yang dapat bergerak bebas, seperti pada roda atau bucket.

Hasil pengukuran vibrasi akan dinyatakan dalam satuan percepatan atau gravitasi. Untuk alat berat pertambangan, standar keselamatan yang berlaku adalah ISO 2631-1 yang menyatakan bahwa tingkat vibrasi yang aman adalah kurang dari 1.15 m/s2 (meter per sekon kuadrat) atau 0.116 g. Jika hasil pengukuran melebihi standar keselamatan, tindakan pencegahan seperti penggantian atau perbaikan komponen alat berat yang rusak atau memasang peredam.

Selain itu, pengukuran ini juga dapat membantu dalam melakukan perawatan preventif terhadap alat berat. Dengan mengetahui tingkat hasil  vibrasi alat berat, kita dapat mengetahui komponen-komponen penting yang rentan terhadap vibrasi seperti baut, mur, poros, dan bearing. Jika ada kerusakan pada komponen-komponen tersebut, harus mendapat perbaikan sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan merugikan perusahaan.

Alat yang Berfungsi Mengukur Vibrasi

Mengetahui alat untuk mengukur vibrasi alat berat sangat penting untuk meningkatkan keselamatan kerja, mencegah kerusakan pada alat berat, memilih alat berat yang efektif, dan memenuhi standar keselamatan yang berlaku. Dengan mengetahui tingkat hasil vibrasi yang alat berat, perusahaan dapat mencegah risiko kecelakaan kerja, masalah kesehatan pekerja, dan kerusakan pada alat berat. Ada beberapa jenis alat pengukur vibrasi alat beratnya, di antaranya:

  1. Vibrometer: Alat ini dapat mengukur vibrasi pada alat berat dalam berbagai bentuk seperti getaran translasi atau rotasi. Vibrometer bekerja dengan cara mengukur frekuensi getaran dan mengubahnya menjadi nilai amplitudo dalam satuan g-force atau meter per detik kuadrat.
  2. Accelerometer: Alat ini berguna untuk mengukur akselerasi getaran pada alat berat. Accelerometer dapat terh dengan sistem monitoring getaran dan dapat memberikan informasi mengenai frekuensi, amplitudo, dan pola getaran alat berat.
  3. Stroboscope: Berfungsi mengukur kecepatan rotasi dan mengidentifikasi titik keseimbangan pada alat berat. Dengan menggunakan stroboscope, perusahaan dapat menentukan apakah ada ketidakseimbangan pada alat berat dan melakukan tindakan pencegahan sebelum kerusakan terjadi.
  4. Sound Level Meter: Berfungsi untuk mengukur tingkat kebisingan pada alat berat. Tingkat kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran pekerja. Oleh karena itu, pengukuran tingkat kebisingan pada alat berat harus dilakukan secara berkala.
  5. Sistem Monitoring Getaran: Alat ini terdiri dari beberapa sensor yang ada pada berbagai bagian alat berat dan terhubung dengan sistem monitoring pusat. Sistem ini dapat memberikan informasi secara real-time mengenai tingkat vibrasi pada alat berat dan memberikan peringatan jika tingkat vibrasi melebihi batas aman.

Perusahaan dapat memilih jenis alat pengukur vibrasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggarannya. Namun, penting untuk selalu memperhatikan standar keselamatan yang berlaku dan melakukan pengukuran secara berkala untuk mencegah risiko kecelakaan kerja dan kerusakan pada alat berat.

Permasalahan dan Solusi Ketika Pengukuran Vibrasi Alat Berat

Permasalahan pada pengukuran vibrasi dapat terjadi karena berbagai faktor seperti kesalahan pengukuran, ketidakstabilan alat pengukur, atau ketidakcocokan parameter pengukuran dengan peralatannya. Beberapa eror yang dapat terjadi pada pengukuran vibrasi antara lain:

  1. Eror pada frekuensi pengukuran: frekuensi yang salah dapat menghasilkan nilai yang tidak akurat. Pastikan untuk menggunakan frekuensi yang sesuai dengan alat beratnya.
  2. Kesalahan pada posisi pengukuran: posisi yang salah dapat menghasilkan nilai yang tidak akurat. Pastikan untuk melakukan pengukuran pada posisi yang tepat dan stabil.
  3. Eror pada sensitivitas alat pengukur: Sensitivitas alat pengukur yang tidak sesuai dengan parameter pengukuran dapat menghasilkan nilai yang tidak akurat. Pastikan untuk menggunakan alat pengukur yang sesuai dengan parameter pengukuran.
  4. Gangguan elektromagnetik: Gangguan elektromagnetik dapat menyebabkan eror pada pengukuran vibrasi. Pastikan untuk melakukan pengukuran pada tempat yang tidak terpengaruh oleh gangguan elektromagnetik.

Dengan melakukan cara-cara di atas, permasalahan pada pengukuran vibrasi dapat teratasi dan pengukuran vibrasi alat berat dapat tertangani  dengan benar dan akurat.

Kesimpulan

Pengukuran vibrasi terhadap alat berat pertambangan penting untuk mengetahui tingkat hasil vibrasi alat berat dan mengambil tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja serta mencegah kerusakan pada alat berat. Dalam melakukan pengukuran vibrasi, perlu memerhatikan standar keselamatan yang berlaku dan melakukan perawatan preventif secara berkala untuk menghindari kerusakan pada komponen-komponen penting pada alat berat. Dengan demikian, pengukuran vibrasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam kegiatan pertambangan dan konstruksi.

Baca juga artikel lainnya yang relevan:

Konsultasi Produk NOVOTEST Indonesia