1. Home
  2. »
  3. Artikel
  4. »
  5. Pengertian Arsitektur Tropis dan Ciri – Cirinya

Pengertian Arsitektur Tropis dan Ciri – Cirinya

Pengertian Arsitektur Tropis dan Ciri – Cirinya – Pada umumnya Arsitektur Nusantara identik dengan Arsitektur Tropis yang berada di bentangan iklim Tropis.

Pengertian Arsitektur Tropis dan Ciri - Cirinya

Pengertian Arsitektur Tropis dan Ciri – Cirinya

Selain tercermin pada bangunan arsitektur vernakular yang ada di Indonesia, nilai – nilai dari Arsitektur Tropis juga diimplementasikan dengan berbagai bangunan modern yang berguna untuk memastikan bangunan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan, sehingga penghuni bisa mendapatkan kenyamanan yang paling maksimal.

Lalu apa itu Arsitektur Tropis ? Dan tahukah Anda bagaimana caranya sebuah objek arsitektur dapat dikategorikan sebagai arsitektur Tropis ? Simak ulasan pada artikel ini mengenai Arsitektur Tropis dengan karakteristik yang dimilikinya.

Apa itu Arsitektur Tropis?

Kebanyakan orang awam mendefinisikan Arsitektur Tropis dalam segi bentuk dan tampilan saja. Seperti pada penggunaan material alami, atau pada pemanfaatan vegetasi sudah dianggap cukup dalam mempresentasikan nilai dari Arsitektur Tropis. Namun sebenarnya Arsitektur Tropis tersebut lebih dari sekedar tampilan bangunan saja yang mencakup sistem dari bangunan tersebut.

Seperti halnya pada penataan denah rumah, ruangan yang ada pada bangunan, adanya sirkulasi udara dan pencahayaan, sampai pada penggunaan material yang semuanya harus mempertimbangkan kesesuaiannya dengan iklim dan juga cuaca yang umumnya ada pada daerah – daerah yang beriklim tropis.

Dengan sederhana, Arsitektur Tropis ini dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep arsitektur atau dapat diartikan juga sebagai arsitektur yang terdiri dari gedung, rumah, dan sejenisnya yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim tropis. Adapun iklim tropis tersebut memiliki karakter tersendiri seperti sinar matahari yang panas sepanjang tahun, curah hujan yang cukup tinggi, adanya kelembaban udara yang cukup tinggi, adanya pergerakan angin, dan kondisi udara yang berbeda.

Maka dari itu, kondisi iklim seperti itulah yang perlu diperhatikan agar Arsitektur Tropis dapat menghadirkan fungsi dan kenyamanannya yang terbaik dalam menghuni rumah ataupun bangunan tersebut.

Ciri dan Karakteristik Arsitektur Tropis

Walaupun sebenarnya Arsitektur Tropis ini bisa hadir dalam berbagai bentuk yang sesuai dengan gaya dan pendekatan dari Arsiteknya, namun ada beberapa karakteristik atau ciri – ciri umum yang dapat ditemukan dalam bangunan – bangunan dengan adanya konsep Arsitektur Tropis. Adapun beberapa ciri dan juga Arsitektur Tropis yang perlu diketahui.

– Bentuk Atap pada Hunian yang Miring

Pada umumnya untuk beberapa hunian yang memiliki konsep Arsitektur Tropis ini umumnya berbentuk miring dengan kemiringan yang ada di atas 30 derajat.

Adanya hal ini disebabkan oleh morfologi atap yang sedemikian sehingga dapat membuat curah hujan yang tinggi pada iklim tropis dan bisa mengalir lancar langsung ke tanah tanpa perlu takut akan tergenang pada bagian atas bangunan.

Sedangkan untuk atap miring pada Arsitektur Tropis juga dapat memberikan ruang yang kosong pada bagian bawah atap yang berfungsi juga untuk meredam panas dari teriknya matahari. Sebenarnya desain atap datar tidak cocok jika dipakai untuk hunian yang ada di iklim tropis, hal ini dikarenakan desain atap datar rentan terhadap kebocoran air hujan yang menggenang.

Akan tetapi bangunan atau rumah modern ini umumnya kerap disiasati dengan pengaturan sirkulasi air pembuangan yang baik sehingga air hujan yang menggenang bisa diminimalisir.

– Teritisan

Biasanya untuk hunian ataupun bangunan yang mengusung konsep Arsitektur Tropis akan memiliki overstek atau teritisan yang cukup lebar untuk meminimalisir tampias dari curah hujan dan kecepatan angin iklim tropis yang tinggi. Adapun fungsi lainnya yaitu teritisan itu sendiri dapat mengurangi sinar matahari secara langsung untuk masuk ke dalam ruang – ruang agar hunian menjadi tetap sejuk tanpa mengurangi kualitas pencahayaannya.

– Cross-Ventilation atau Sirkulasi Silang

Adapun karakteristik dari Arsitektur Tropis yaitu penerapan sirkulasi udara atau ventilasi menyilang yang berguna untuk memastikan udara agar bisa masuk dan bersirkulasi dengan baik di dalam ruangan sehingga ruangan akan menjadi lebih nyaman. Selain itu, ciri lainnya yang terkait dengan sirkulasi udara pada Arsitektur Tropis yaitu jumlah bukaan ventilasi yang cukup banyak untuk memaksimalkan udara yang masuk pada hunian dan juga untuk menghadirkan pencahayaan yang terbaik.

– Material Lokal

Apabila merujuk pada Arsitektur Tropis Nusantara yang lebih tradisional, umumnya penggunaan material pada hunian – hunian yang berkonsep Arsitektur Tropis memanfaatkan sumber daya setempat. Penggunaan material setempat tersebut disebabkan karena material lokal umumnya tidak mempunyai daya tahan yang terbaik untuk menghadapi cuaca dan iklim di daerah tersebut.