Dalam setiap proyek pembangunan, terutama hunian dan bangunan skala menengah, balok latei sering dianggap sebagai detail kecil yang bisa mengikuti “pakem umum.” Namun kenyataannya, latei memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan dinding di atas bukaan seperti pintu dan jendela. Latei yang didesain atau dipasang secara asal-asalan dapat menyebabkan retak, penurunan kualitas struktur, dan pekerjaan perbaikan yang memakan waktu serta biaya.
Panduan ini disusun untuk membantu kontraktor, mandor, drafter, teknisi, dan pemilik proyek memahami cara merencanakan dan memasang balok latei beton sesuai kaidah teknik dan standar SNI. Pendekatannya praktis: bukan hanya teori perkuliahan, tetapi langkah dan pertimbangan nyata yang umum ditemui di lapangan—mulai dari pemilihan dimensi dan penulangan, pemilihan metode pengerjaan (cor di tempat atau pracetak), hingga detail pemasangan yang sering lolos dari perhatian.
Dengan memahami prinsip dasar, standar perhitungan yang berlaku, dan praktik konstruksi yang benar, Anda dapat memastikan balok latei bekerja optimal, tahan lama, dan mendukung kualitas keseluruhan struktur bangunan. Mari mulai dari konsep yang paling mendasar, lalu beranjak ke rekomendasi teknis dan tips pelaksanaan yang bisa langsung diterapkan di proyek Anda.
Dalam panduan ini, kita akan membahas tuntas:
- Fungsi fundamental balok latei dalam sebuah struktur bangunan.
- Faktor-faktor kunci yang menentukan ketahanan dan umur pakainya.
- Panduan desain dan perhitungan praktis sesuai SNI 2847:2019.
- Perbandingan metode pelaksanaan: cor di tempat vs. pracetak.
- Cara mengidentifikasi kerusakan dini dan metode perbaikannya.
Mari kita bangun pemahaman yang kokoh, dimulai dari dasar.
- Apa Itu Balok Latei dan Mengapa Sangat Penting dalam Struktur?
- Faktor Kunci yang Mempengaruhi Ketahanan Balok Latei
- Desain dan Perhitungan Balok Latei Sesuai SNI 2847:2019
- Metode Pelaksanaan: Pracetak (Precast) vs Cor di Tempat (In-Situ)
- Identifikasi Kerusakan dan Metode Perkuatan Balok Latei
- Kesimpulan: Fondasi Aman Dimulai dari Detail yang Benar
- Referensi
Apa Itu Balok Latei dan Mengapa Sangat Penting dalam Struktur?
Sebelum masuk ke detail teknis, sangat penting untuk memahami peran fundamental balok latei dalam sebuah struktur beton. Balok ini, meskipun ukurannya relatif kecil dibandingkan balok induk atau kolom, memegang tanggung jawab besar dalam menjaga integritas dinding dan bukaan arsitektural.
Menurut sebuah studi akademis dari Jurnal Forum Teknik Sipil, balok latei atau balok lintel didefinisikan sebagai balok yang terletak di atas kusen pintu atau jendela yang berfungsi menahan beban dari bagian atasnya agar beban tidak langsung diterima oleh kusen1. Tanpa balok latei, beban berat dari pasangan bata atau beton di atasnya akan langsung menekan rangka kusen, yang tidak dirancang untuk menahan beban struktural, sehingga menyebabkan kerusakan, kelengkungan, atau bahkan kegagalan.
Mekanisme transfer beban ini dijelaskan lebih lanjut dalam tinjauan pustaka dari Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur, yang menyatakan bahwa balok latei menopang dan mentransfer beban dinding di atasnya menuju ke dinding penyangga di kedua sisinya2. Dengan kata lain, balok latei “memikul” beban di atas bukaan dan menyalurkannya dengan aman ke struktur yang lebih kuat di sampingnya.
Definisi dan Fungsi Utama Balok Latei
Secara sederhana, fungsi utama balok latei adalah sebagai jembatan struktural di atas ruang kosong (bukaan). Perannya dapat dirinci sebagai berikut:
- Menopang Beban Dinding: Fungsi paling krusial adalah menahan beban mati (berat sendiri) dari dinding bata, beton, atau material lain yang berada tepat di atas bukaan.
- Mendistribusikan Beban: Balok latei tidak menghilangkan beban, melainkan mendistribusikannya secara merata ke dinding atau kolom di kedua sisi bukaan. Beban yang ditopang ini seringkali digambarkan sebagai beban segitiga, di mana puncak segitiga berada di tengah bentang balok.
- Melindungi Integritas Kusen: Seperti yang ditekankan dalam studi, “Balok ini berfungsi menahan beban dari bagian atasnya agar beban tidak langsung diterima kusen pintu atau jendela”1. Ini memastikan kusen pintu dan jendela tetap berfungsi dengan baik, tidak macet, melengkung, atau pecah.
- Menjaga Estetika dan Mencegah Retak: Dengan mencegah deformasi pada area bukaan, balok latei yang dirancang dengan baik juga mencegah munculnya retakan diagonal yang merusak tampilan dinding.
Jenis-Jenis Balok Latei yang Umum Digunakan
Dalam praktik konstruksi modern, terdapat beberapa jenis balok latei, namun yang paling umum digunakan dalam struktur beton adalah balok latei beton bertulang. Berdasarkan metode pembuatannya, balok ini dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:
- Balok Latei Cor di Tempat (In-Situ/Cast-in-Place): Balok ini dibuat langsung di lokasi proyek. Prosesnya meliputi pemasangan bekisting (cetakan kayu), perakitan tulangan baja di dalamnya, dan dilanjutkan dengan pengecoran campuran beton segar.
- Balok Latei Pracetak (Precast): Balok ini diproduksi di pabrik atau workshop dengan kondisi yang terkontrol, kemudian diangkut ke lokasi proyek untuk dipasang. Balok pracetak datang dalam berbagai ukuran standar dan siap pasang, sehingga mempercepat proses konstruksi.
Pilihan antara metode cor di tempat dan pracetak seringkali menjadi pertimbangan penting dalam perencanaan proyek, yang akan kita bahas lebih detail di bagian selanjutnya.
Faktor Kunci yang Mempengaruhi Ketahanan Balok Latei
Ketahanan atau durabilitas balok latei tidak hanya ditentukan oleh ukurannya, tetapi oleh sinergi dari tiga faktor kritis: kualitas material, ketepatan desain struktural, dan standar pelaksanaan konstruksi. Mengabaikan salah satu dari faktor ini dapat membahayakan kekuatan dan umur pakai balok, bahkan jika dua faktor lainnya sudah terpenuhi.
1. Kualitas Material: Mutu Beton dan Baja Tulangan
Fondasi dari balok latei yang kuat adalah material penyusunnya.
- Mutu Beton: Kekuatan tekan beton adalah parameter utama. Penggunaan beton dengan mutu yang tidak memadai akan membuat balok rentan terhadap kehancuran akibat tekanan. Untuk elemen struktural seperti balok latei, direkomendasikan penggunaan beton dengan mutu minimal K-225 (setara dengan f’c 18.7 MPa) untuk memastikan durabilitas yang baik. Campuran beton yang tepat—dengan rasio air, semen, pasir, dan kerikil yang benar—sangat krusial untuk mencapai mutu yang disyaratkan.
- Baja Tulangan: Beton sangat kuat menahan beban tekan, tetapi lemah terhadap beban tarik. Di sinilah peran baja tulangan menjadi vital. Baja tulangan yang ditempatkan di bagian bawah balok akan menahan gaya tarik yang terjadi saat balok melentur. Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI 2847:20193 untuk memastikan memiliki kekuatan leleh dan daktilitas yang dibutuhkan.
2. Desain Struktural: Dimensi dan Penulangan yang Tepat
Desain yang salah adalah akar dari banyak kegagalan struktur. Sebaik apapun kualitas materialnya, jika dimensi balok terlalu kecil atau jumlah tulangannya kurang, balok latei tidak akan mampu menahan beban yang bekerja padanya.
Faktor desain yang paling penting meliputi:
- Dimensi Balok (Tinggi dan Lebar): Dimensi harus proporsional dengan panjang bentang bukaan dan perkiraan beban yang akan ditopang.
- Jumlah dan Diameter Tulangan Utama: Tulangan ini adalah “tulang punggung” yang menahan gaya tarik.
- Tulangan Sengkang (Begel): Sengkang berfungsi untuk menahan gaya geser (yang menyebabkan retak diagonal) dan mengikat tulangan utama agar tetap pada posisinya.
- Selimut Beton (Concrete Cover): Ini adalah jarak antara permukaan luar beton dengan tulangan terluar. Selimut beton yang cukup, sesuai standar SNI minimal 2.5 cm untuk kondisi terlindung dari cuaca, sangat krusial untuk melindungi baja tulangan dari korosi.
Detail lengkap mengenai panduan desain dan perhitungan praktis sesuai SNI akan dibahas tuntas pada bagian berikutnya.
3. Pelaksanaan Konstruksi dan Faktor Lingkungan
Eksekusi yang buruk di lapangan dapat merusak desain dan material yang sudah baik.
- Proses Pengerjaan: Hal-hal seperti pemadatan beton yang tidak sempurna dapat meninggalkan rongga (keropos) yang mengurangi kekuatan balok. Proses perawatan beton (curing)—menjaga kelembaban beton setelah dicor—juga sangat penting untuk memastikan beton mencapai kekuatan puncaknya.
- Faktor Lingkungan: Balok latei yang terpapar langsung oleh cuaca, kelembaban tinggi, atau zat kimia korosif (misalnya di area pesisir) memiliki risiko korosi tulangan yang lebih tinggi. Korosi menyebabkan baja mengembang, yang pada akhirnya dapat memecahkan selimut beton dan secara drastis mengurangi kekuatan balok.
Checklist Singkat Inspeksi Selama Konstruksi:
- Apakah bekisting bersih, kokoh, dan tidak bocor?
- Apakah tulangan baja bersih dari karat, lumpur, atau minyak?
- Apakah posisi dan jumlah tulangan sudah sesuai gambar kerja?
- Apakah jarak selimut beton sudah rata dan sesuai standar?
- Apakah proses pengecoran dilakukan dengan pemadatan yang baik?
- Apakah proses curing (perawatan beton) dilakukan minimal 7 hari setelah cor?
Desain dan Perhitungan Balok Latei Sesuai SNI 2847:2019
Bagian ini adalah inti dari panduan kami, yang secara langsung menjawab kebutuhan para praktisi di lapangan. Semua panduan yang disajikan di sini mengacu pada prinsip-prinsip dalam SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, yang merupakan standar tertinggi untuk konstruksi beton di Indonesia3. Mengikuti standar ini bukan hanya soal praktik terbaik, tetapi juga soal memastikan keamanan dan kepatuhan hukum.
Panduan Praktis Dimensi dan Tulangan untuk Rumah Tinggal
Untuk mempermudah perencanaan pada proyek rumah tinggal dengan beban dinding bata ringan standar, berikut adalah tabel panduan praktis yang dapat digunakan sebagai acuan awal.
Tabel Panduan Praktis Pembesian Balok Latei
| Lebar Bukaan (Bentang) | Dimensi Balok (Lebar x Tinggi) | Tulangan Utama (Pokok) | Tulangan Sengkang (Begel) |
|---|---|---|---|
| ≤ 1.0 meter | 12 cm x 20 cm | 4 Ø 10 mm | Ø 8 mm – 15 cm |
| 1.0 – 1.5 meter | 15 cm x 20 cm | 4 Ø 12 mm | Ø 8 mm – 15 cm |
| 1.5 – 2.0 meter | 15 cm x 25 cm | 4 Ø 12 mm (atas & bawah) | Ø 8 mm – 15 cm |
| > 2.0 meter | Wajib dihitung oleh insinyur struktur | Wajib dihitung oleh insinyur struktur | Wajib dihitung oleh insinyur struktur |
Catatan Kaki: Tabel ini adalah panduan umum untuk beban dinding bata ringan pada bangunan sederhana. Untuk beban yang lebih berat (misalnya dinding bata merah tebal, lantai beton di atasnya, atau bentang yang lebih lebar), perhitungan oleh insinyur struktur profesional adalah wajib.
Detail Kunci Penulangan yang Sering Terlupakan
Selain ukuran dan jumlah tulangan, detail pemasangan adalah kunci kekuatan. Berikut adalah beberapa aspek kritis yang diatur dalam SNI dan seringkali terabaikan:
- Selimut Beton: Seperti disebutkan sebelumnya, SNI mensyaratkan selimut beton minimal 2.5 cm untuk melindungi tulangan dari korosi pada kondisi normal. Pastikan “tahu beton” atau penopang tulangan digunakan untuk menjaga jarak ini secara konsisten.
- Jarak Sengkang: Sengkang tidak boleh dipasang terlalu renggang. Jarak 15 cm adalah praktik umum yang baik untuk balok latei, namun di area dekat tumpuan (ujung balok), jaraknya harus lebih rapat untuk menahan gaya geser yang lebih besar.
- Panjang Penyaluran (Tumpuan): Balok latei harus menumpu pada dinding di kedua sisinya dengan panjang yang cukup agar beban dapat ditransfer dengan aman. Panjang tumpuan minimal di setiap sisi adalah 20 cm.
Kesalahan Umum Pemasangan Tulangan dan Cara Menghindarinya
Berikut adalah beberapa kesalahan umum di lapangan yang harus dihindari untuk memastikan balok latei berfungsi optimal:
- Jarak Sengkang Terlalu Renggang:
- Salah: Memasang sengkang dengan jarak 25-30 cm untuk menghemat material.
- Benar: Memasang sengkang dengan jarak rapat sesuai desain (misal, 15 cm) untuk menahan retak geser.
- Selimut Beton Tidak Rata atau Terlalu Tipis:
- Salah: Tulangan menempel pada bekisting, membuat baja terekspos setelah bekisting dibuka.
- Benar: Menggunakan tahu beton untuk memastikan selimut beton seragam di seluruh permukaan.
- Tulangan Kotor atau Berkarat Parah:
- Salah: Menggunakan tulangan yang tertutup lumpur, minyak, atau karat lepas yang parah, karena akan mengurangi lekatan antara baja dan beton.
- Benar: Membersihkan tulangan dari kotoran sebelum proses pengecoran dimulai. Karat tipis yang merata masih dapat diterima.
- Panjang Tumpuan Kurang:
- Salah: Balok hanya menumpu 5-10 cm pada dinding, berisiko menyebabkan kegagalan pada tumpuan.
- Benar: Memastikan balok menumpu minimal 20 cm di setiap sisi dinding.
Metode Pelaksanaan: Pracetak (Precast) vs Cor di Tempat (In-Situ)
Memilih antara menggunakan balok latei pracetak atau mengecornya langsung di tempat adalah keputusan strategis yang memengaruhi kecepatan, biaya, dan kualitas proyek. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Tabel Perbandingan: Balok Latei Pracetak vs. Cor di Tempat
| Aspek | Balok Latei Pracetak (Precast) | Balok Latei Cor di Tempat (In-Situ) |
|---|---|---|
| Kecepatan | Sangat Cepat. Siap pasang, tidak ada waktu tunggu untuk beton mengeras. | Lambat. Membutuhkan waktu untuk pemasangan bekisting, perakitan tulangan, pengecoran, dan proses curing (pengerasan). |
| Kontrol Kualitas | Tinggi. Diproduksi di pabrik dengan kontrol mutu beton dan dimensi yang ketat. | Variabel. Sangat bergantung pada keahlian tenaga kerja di lapangan dan pengawasan. |
| Biaya | Biaya per unit bisa lebih tinggi, namun menghemat biaya tenaga kerja dan waktu konstruksi. | Biaya material bisa lebih rendah, namun biaya tenaga kerja dan bekisting lebih tinggi. |
| Fleksibilitas Desain | Terbatas. Biasanya tersedia dalam ukuran dan panjang standar. | Sangat Fleksibel. Dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan desain spesifik. |
| Kebutuhan Tenaga Kerja | Membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja, namun mungkin perlu alat angkat untuk balok yang berat. | Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja terampil untuk bekisting, pembesian, dan pengecoran. |
Proses Balok Latei Cor di Tempat (In-Situ)
Proses ini adalah metode tradisional yang membutuhkan ketelitian di setiap langkahnya.
- Persiapan Bekisting: Membuat cetakan dari kayu atau material lain sesuai dimensi balok yang direncanakan. Bekisting harus dipasang kokoh di atas bukaan.
- Perakitan Tulangan: Merakit tulangan utama dan sengkang sesuai gambar kerja, lalu memasukkannya ke dalam bekisting dengan penyangga (tahu beton).
- Pengecoran: Menuangkan adukan beton segar ke dalam bekisting dan memadatkannya dengan baik menggunakan alat getar (vibrator) atau tongkat pemadat untuk menghilangkan rongga udara.
- Curing (Perawatan): Setelah beton mulai mengeras, permukaan beton harus dijaga tetap lembab (misalnya dengan disiram air atau ditutup karung basah) selama minimal 7 hari agar proses hidrasi semen berjalan sempurna dan beton mencapai kekuatan maksimal. Bekisting biasanya baru bisa dilepas setelah 14-21 hari.
Keunggulan dan Pemasangan Balok Latei Pracetak
Balok latei pracetak menawarkan solusi efisiensi yang signifikan, terutama untuk proyek dengan banyak bukaan berukuran standar.
- Keunggulan Utama: Kecepatan pemasangan adalah keuntungan terbesar. Pekerjaan dinding dapat langsung dilanjutkan di atas balok setelah dipasang tanpa harus menunggu beton kering. Kualitasnya juga lebih terjamin karena dibuat di lingkungan pabrik yang terkontrol.
- Proses Pemasangan: Pemasangannya relatif sederhana. Balok pracetak yang sudah jadi diangkat dan diletakkan di atas kedua sisi dinding bukaan dengan lapisan adukan (mortar) untuk memastikan dudukan yang rata dan kokoh.
Identifikasi Kerusakan dan Metode Perkuatan Balok Latei
Bagi bangunan yang sudah ada, kemampuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal kerusakan pada balok latei sangat penting untuk mencegah masalah yang lebih serius.
Tanda-Tanda Kerusakan yang Harus Diwaspadai
Inspeksi visual adalah langkah pertama untuk mendeteksi potensi masalah. Perhatikan tanda-tanda berikut di area sekitar bukaan pintu dan jendela:
- Retak Geser Diagonal: Ini adalah tanda bahaya yang paling umum. Retakan yang muncul dari sudut bukaan ke atas secara diagonal (sekitar 45 derajat) seringkali mengindikasikan bahwa tulangan sengkang tidak memadai atau balok kekurangan kapasitas geser.
- Retak Lentur Vertikal: Retakan vertikal yang muncul di bagian tengah bawah balok menunjukkan balok mengalami lentur berlebihan, kemungkinan karena tulangan utama bagian bawah kurang atau beban terlalu berat.
- Lendutan (Melengkung): Jika balok terlihat melengkung ke bawah secara visual, ini adalah tanda deformasi permanen yang jelas dan menunjukkan balok tidak lagi mampu menahan beban dengan baik.
- Beton Keropos atau Pecah: Pecahnya selimut beton, terutama di bagian bawah, seringkali disebabkan oleh korosi pada tulangan di dalamnya. Noda karat yang merembes keluar adalah indikator yang jelas.
Teknik Perbaikan dan Perkuatan Sederhana
Jika kerusakan terdeteksi, tindakan perbaikan harus segera dilakukan. Metode yang dipilih bergantung pada tingkat keparahan kerusakan.
- Retak Kecil (Non-Struktural): Untuk retakan rambut yang sangat halus, perbaikan dapat dilakukan dengan metode injeksi epoksi bertekanan rendah untuk mengisi dan merekatkan kembali celah tersebut.
- Kerusakan Struktural Sedang: Jika balok mengalami lendutan atau retak yang signifikan, metode perkuatan mungkin diperlukan. Salah satu teknik umum adalah concrete jacketing, yaitu penebalan balok dengan menambahkan tulangan baru dan lapisan beton di sekeliling balok yang ada.
- Perkuatan Modern: Untuk kasus yang lebih kompleks, teknologi modern seperti pembungkusan dengan Fiber Reinforced Polymer (FRP) dapat digunakan. Lembaran komposit ini memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi dan dapat secara efektif meningkatkan kapasitas lentur dan geser balok.
Penting untuk ditekankan bahwa setiap pekerjaan perbaikan atau perkuatan struktural harus selalu dirancang dan diawasi oleh insinyur struktur profesional untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Kesimpulan: Fondasi Aman Dimulai dari Detail yang Benar
Balok latei beton mungkin terlihat sebagai komponen kecil dalam sebuah struktur besar, namun perannya dalam memastikan keamanan, durabilitas, dan estetika bangunan tidak dapat diremehkan. Dari pembahasan mendalam ini, kita dapat menarik beberapa poin krusial:
- Pentingnya Fungsi: Balok latei adalah elemen vital yang melindungi kusen dan menjaga integritas dinding di atas bukaan dengan cara mendistribusikan beban secara aman.
- Kepatuhan pada SNI: Merancang dimensi dan penulangan sesuai SNI 2847:2019 bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk menjamin keamanan struktural.
- Kualitas Menyeluruh: Ketahanan balok latei adalah hasil dari kombinasi material berkualitas, desain yang tepat, dan pelaksanaan konstruksi yang cermat.
- Inspeksi Proaktif: Mengenali tanda-tanda kerusakan dini seperti retakan dan lendutan memungkinkan intervensi cepat sebelum masalah menjadi lebih parah dan mahal.
Dengan mengikuti panduan berbasis standar ini, para praktisi konstruksi dapat dengan percaya diri membangun struktur yang tidak hanya kokoh secara teknis, tetapi juga aman dan tahan lama untuk masa depan.
Punya pertanyaan spesifik tentang proyek balok latei Anda? Tinggalkan komentar di bawah atau hubungi tim ahli kami untuk konsultasi struktur yang lebih mendalam.
Sebagai pemasok dan distributor instrumen pengukuran dan pengujian terkemuka, CV. Java Multi Mandiri memahami pentingnya kontrol kualitas dalam setiap aspek konstruksi. Kami melayani klien bisnis dan industri dengan menyediakan peralatan canggih untuk memastikan material seperti beton dan baja memenuhi standar yang disyaratkan. Jika perusahaan Anda membutuhkan solusi untuk mengoptimalkan operasional dan memastikan kualitas proyek, kami siap menjadi mitra Anda. Silakan diskusikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim spesialis kami.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan konsultasi dengan insinyur struktur profesional. Selalu patuhi standar bangunan dan peraturan setempat yang berlaku.
Rekomendasi Hardness Tester
-

Automatic Brinell Hardness Tester NOVOTEST TB-B-CM
Lihat produk★★★★★ -

Alat Penguji Kekerasan Micro Vickers Digital NOVOTEST TB-MCV-1A
Lihat produk★★★★★ -

Shore Hardness Test Blocks NOVOTEST
Rp12.800.000,00Lihat produk★★★★★ -

Alat Penguji Ketebalan Vickers Digital NOVOTEST TB-V-10
Lihat produk★★★★★ -

UCI Probe for NOVOTEST T-U3
Rp56.325.000,00Lihat produk★★★★★ -

Alat Uji Kekerasan NOVOTEST T-D2
Rp22.075.000,00Lihat produk★★★★★ -

Automatic Hardness Tester Digital NOVOTEST TB-R
Lihat produk★★★★★ -

Alat Ukur Kekerasan Hardness Tester NOVOTEST T-UD3
Rp77.200.000,00Lihat produk★★★★★
Referensi
- Mering, N. D., dkk. (N.D.). Studi Penggunaan Balok Lintel Pada Bangunan Gedung Infilled Frame 2 Lantai Menggunakan SAP2000. Jurnal Forum Teknik Sipil, Universitas Nusa Cendana. Diakses dari http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3201548&val=28189&title=Studi%20Penggunaan%20Balok%20Lintel%20Pada%20Bangunan%20Gedung%20Infilled%20Frame%202%20Lantai%20Menggunakan%20SAP2000
- UPN ‘Veteran’ Jawa Timur. (N.D.). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Repository UPN ‘Veteran’ Jawa Timur. Diakses dari https://repository.upnjatim.ac.id/10146/2/18035010082%20-%20BAB%202.pdf
- Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. (N.D.). SNI 2847-2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Diakses dari https://tekonsipil.sv.ugm.ac.id/file/sni-2847-2019-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung-sni-1726-2019-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung/



